Perubahanku Selama Di Al-Umanaa
PERUBAHANKU SELAMA DI AL-UMANAA!!!
By : Akmaliya Syahida Abdillah😍😘👀😆😛
IG : akmaliyasyhd_
Siang itu aku berada di parkiran mobil Al-Umanaa bersama orang tua dan juga abang-abangku. Perasaanku senang tapi juga sedih karena akan berpisah dengan orang tua, tetapi disisi lain aku senang karena akan mendapat teman baru dan pengalaman baru:). Satu persatu pos pemeriksaan aku datangi, setelah itu ummi mengantarku ke depan gerbang asrama. Saat hendak masuk ke area asrama, kakak panitia mengarahkanku ke kamar Nisaa 5, di depan pintu kamar ada seorang anak perempuan sebaya denganku, aku pun menyapanya.
"Hai, nama kamu siapa?:)" ucapku.
Anak itu pun menoleh padaku...
"Hai, nama aku Naziah tapi panggil aja Zia ><" ujarnya.
"Kalo kamu namanya siapa?" ujarnya lagi.
"Oh, kalau aku Akmaliya tapi biasa dipanggil Ayya:)" sambungku.
Akupun melanjutkan kegiatan yaitu membereskan barang di dalam kamar. Saat aku masuk ke dalam kamar ada teman-temanku yang sedang merapikan barang-barang juga serta ada 2 kakak mudhabirohku yang sedang membantu teman-temanku merapikan barang mereka. Sekedar informasi mudhabiroh artinya ketua kamar.
Usai merapikan barang, aku berjalan keluar area asrama dengan membawa koper karena aku akan mengembalikan pada ummiku. Sampai di gerbang asrama, akupun langsung menghampiri ummiku. Dan disitu aku langsung berpamitan, kamu berpelukan bersama, dan juga ummi memberikan beberapa pesan dan nasihat padaku dan pesan itu, ummi berkata..
"Ayya, Ummi pamit pulang dulu yaa, nanti kita ketemu lah. Jaga diri baik-baik ya, cari teman sebanyak-banyaknya, fokus belajar dan jangan lupa untuk sholat tepat waktu" ujar ummiku.
Lalu saat kami berpelukan mata ummi berkaca-kaca dan sedikit demi sedikit air mata terjatuh. Ummi pun pamit meninggalkan gedung pesantren. Saat itu entah mengapa ayya tak merasa sedih, tapi ternyata satu dua hari berlalu setiap malam sebelum tidur aku selalu menangis di atas kasur empuk itu. Terkadang aku menangis sampai sesegukan, syukurnya tak ada temanku yang tahu karena aku menangis tanpa suara. Akan tetapi hal itu wajar bagi santri kelas 7 dan di Al-Umanaa disebut 'Homesick', pasti saja keluhannya rindu dengan orang tua, sehingga ingin pulang karena tak betah.
Hmm, saat baru-baru di Al-Umanaa, aku belum terbiasa dengan yang namanya "memanage waktu"... Omong-omong tentang memanage waktu aku teringat dengan suatu cerita. Saat hari jum'at seperti biasa kami melaksanakan beberapa kegiatan tanpa KBM, lalu saat sebelum waktu dzhurut tiba, aku beratnya pada temanku tentang waktu ketelatan ke masjid. Temanku bernama Adel ini berkata
"Oh ya, ketelatan ke masjidnya jam 11.45 yaa" ujarnya.
Dan karena saat itu masih pukul 11.15 aku fan teman-temanku pun bersantai-santai terlebih dahulu di dalam kamar, ada yang makan camilam, rebahan, dan juga bercerita...
Lama bersantai, aku dan teman-teman kamarku pun berangkat menuju masjid, tiba di depan masjid aku terkejut karena semua orang sudah berbaris rapi di dalam masjid bersiap untuk pengecekan kehadiran. Dan ternayata kami telat, waktu ketelatan yang sebenarnya yaitu pukul 11.15:). Dan disana ta'mir nenyuruh kami berbaris di depan santri-santri yang sudah berbaris rapi sesuai kamar. Selai itu ta'mir juga memakaikan kami kalung yang bertulisan "I am late!!!". Tapi, tak lama kami keluar dari masjid, karena hari itu jadwal kelas 7 sholat di kamar. Dari hal itu menjadi pelajaran bagiku serta pengalaman berharga, memang memalukan tetapi belum tentu hal itu terulang lagi.
Selanjutnya, perubahanku di Al-Umanaa yaitu dalam hal makan. Saat awal-awal masuk dan hidup disini aku masih sedikit susah untuk memakan menu ma'had. Karena makanannya sangat berbeda dengan yanga ada di rumah. Tapi tak lama dari itu, aku sudah terbiasa untuk menghabiskan menu makan yang diberi dari ma'had.
Dan yang terakhir yaitudalam hal berbahasa, saat awal berada di Al-Umanaa, aku cukup serig masuk mahkamah bahasa karena sering menemukan aku dan temanku mengobrol tidak menggunakan bahasa. Tapi pada akhirnya karena aku terus ingin mengubah diri dan pada akhirnya aku belum pernah lagi masuk mahkamah bahasa dan sempat menjuarai Queen of language of the week.
Dan juga tentang mematuhi aturan salah satunya setoran tahfizh di setiap pekan. Saat itu aku snagat bersemangat untuk menyetorkan banyak surat. Dan alhamdulillah aku mendapat juara Queen of tahfizh. Tetapi saat masa semangat itu hilang, setoran hafalanku pun ikut hilang dan disitu aku hanya menyetorkan 6 baris:), dan akhirnya aku ikhtiar untuk lebnih bersemangat lagi...
Comments
Post a Comment