Nasihat orang tuaku untuk bekal di pondok by: Raffan

NASIHAT ORANG TUAKU
UNTUK BEKAL DI PONDOK

      Saat hari itu dimana para mobil menuju ke gang atau ke gerbang masuk pondok perasaan ku yang campur aduk, tegang, merinding sampai aku menggigil. Meski cuacana saat itu sedang panas di situlah aku juga bermain HP terakhir kali saat menunggu antrean masuk, selagi menunggu antrean aku melihat banyak sekali anak - anak yang menangis di karenakan akan di tinggal orang tuanya di situ pula hati ku mulai terbawa arus namun aku tetap tahan agar tidak menangis meskipun hati saya yang sangat sedih di tinggal oleh orang tua ku.

      Saat hari di putar kembali pada saat hari sebelum masuk ke pondok, aku sedang packing peralatan untuk di pondok kelak bersama orang tua ku di situ lah entah mengapa orang tua ku menasehati ku dengan ratusan nasehat yang telah mereka berikan. Awalnya aku bingung?? mengapa orang tuaku memberi nasehat kepada ku.. dari ratusan nasehat yang telah aku dapatkan dari orang tua ku yang tercatat dalam otak ku / pikiranku yaitu sebuah nasehat:          "Kamu di pondok harus berani bertanya dan harus bisa berfikir kirits."  yang membuat aku bingung yaitu dengan kata            

"Berfikir kritis"? 

         Namun saat waktu di putar hingga aku sudah berada di pondok aku terus menggali apa dari maksud "Berfikir kritis"  Hingga akhirnya terjawab oleh waktu. Waktu itu aku sedang sekolah seperti biasanya sampai saat Ustadz sudah menjelaskan Ustadz bertanya siapa yang tidak mengerti, awalnya aku tidak mengerti apa yang sudah ustadz jelaskan namun di sebabkan oleh malu dan bingung ingin bertanya apa.

     S
aat waktu di asrama aku pernah berdebat dengan teman aku yang berbeda argumen dengan aku, namun aku kalah berdebat dengannya namun aku sadar arti dari nasehat orang tua ku yakni        "Berfikir kirits"  aku harus bisa berfikir ke depan dan harus bisa menangkap soal atau materi yang sudah di jelaskan.