Asal-Usul Lintah, Si Pemakan Darah - By : Qinasti Annordia Daniza

By: Qinasti Annordia Daniza 

Di seberang sungai, sekelompok lintah sedang bercengkrama sambil memakan rumput. Di zaman dahulu, lintah memang hanya makan buah dan sayur. Mereka hidup dengan damai.

 Diantara keluarga-keluarga lintah yang lain, terdapat satu keluarga kecil. Keluarga ini terdiri dari Ayah Lintah, Ibu Lintah, dan tiga orang anak. Si bungsu yang baru berumur satu bulan adalah yang paling nakal dari dua kakaknya. Rasa ingin tahumya besar dan ia senang menjelajah.

Suatu hari, anak-anak lintah sedang bermain. Cuaca cerah dan matahari bersinar gembira. Mereka membawa papan kayu untuk dipakai menghilir ke bawah bukit. Sambil mengayuh rakit, mereka melihat-lihat pemandangan sekitar sungai. Di ujung sana, ada  sebuah cabang sungai yang di sampingnya terdapat sebuah balai bambu. itulah pos perbatasan wilayah lintah. 

 "Waah, lihat! Pohon itu indah sekali!" seru si bungsu. Kakak-kakaknya menoleh. Di kejauhan, terlihat sebuah pohon yang rimbun, dengan daun berwarna emas mengilat-ngilat. Mereka terpesona. Tanpa sadar, mereka lupa berhenti di pos perbatasan. Rakit terus melaju.

Tiba-tiba si Sulung terlonjak. "Duh, kita sudah melewati perbatasan! Dimana kita sekarang? Jangan-jangan ini daerah para pemburu." Mereka ternganga. Di depan mereka, sungai telah berubah menjadi keruh dan terlihat tunggul pepohonan bekas ditebang. 

Mereka menghentikan rakitnya, dan turun ke daratan. Tiga pasang mata itu menatap sekitar dengan bingung. Akhirnya, karena rakit tidak bisa digunakan untuk menghulu, bereka berjalan untuk kembali ke atas. Hutan itu sungguh menyedihkan. Tanahnya gersang dan duri ada dimana-mana.

Mendadak, si bungsu menjerit. "Ada apa?" tanya kakaknya, lalu membelalakkan mata. rupanya si Bungsu tertusuk jebakan pemburu. Darah mengalir dari lukanya.

Tiba-tiba, seorang pemburu lewat. "Eh, apa ini? Perangkap ini kan kupasang untuk mendapat musang, bukan lintah." si pemburu menghampiri dan melepaskan perangkap dari si Bungsu. Namun begitu ia melihat darah si Bungsu, matanya melotot. Di darah si bungsu, butiran emas yang banyak sekali terhampar bersama darah. 

"Begitu rupanya! Di darah lintah terkandung emas. Jikan aku bisa menjual emas ini, aku bisa untung banyak!" Matanya bersinar jahat.

Sejak saat itu, puluhan pemburu menangkap lintah-lintah untuk diambil daranhnya. darah lalu disaring hingga menyisakan emasnya saja. namun para pemburu sangatlah rakus. Seluruh darah lintah diambil oleh mereka. Hal ini membuat lintah-lintah meninggal kehabisan darah. 

Klan lintah tentunya geram diperlakukan seperti itu. Akhirnya, mereka menyebu kota untuk mengambil darah manusia. Di jalan, di kamar, di kamar mandi, lintah-lintah selalu siaga menngisap darah manusia saat manusia lengah, untuk ganti darah saudara-saudara mereka yang diambil pemburu. 

Manusia kini selalu diteror oleh lintah, termasuk juga para pemburu itu. Dalam hati, mereka menyesali perbuatan mereka.

                 

 5日5月2024年  

私たちは7Dです。

私たちのブログを寄んでくださいね


Bacaan selanjutnya:

    https://www.blogger.com/blog/post/edit/1029494648516037622/2294899265633862344


Comments

Popular posts from this blog

PERUBAHANKU by : Nazran Natandri Solehudin

Ujian Praktik Kelas 7D - Laode Muhammad Arridho

Ujian Praktik Kelas 7B - Laode Muhammad Arridho